Beberapa saat membelah jalanan kota, akhirnya mobil mewah milik Leo berhenti di depan pekarangan rumah gadisnya, namun tidak dengan milik Luca - pria itu lebih memilih mengawasi tuannya dari jauh.
Ting!
Tong!
Ting!
Tong!
Shit!
Hal paling menyebalkan memanglah ini, menunggu si Tuan rumah membukakan pintu, sebenarnya Leo paling benci menjadi seorang tamu tanpa penyambutan besar-besaran dan digelarnya karpet merah untuknya.
Namun kali ini Leo merasa baik-baik saja karena ini demi kekasihnya, gadisnya, Amoranya dan separuh hidupnya yang baru saja melarikan diri dari penthouse miliknya.
Cklk--
"A-- a-- m--
"Panggil saja Tuan muda Wilferdo," tukas Leo tanpa tau malu.
Namun tetap saja, Emma mengagguk setuju, "Ba-- baik Tuan muda, silahkan masuk."
Memangnya siapa yang ingin dipanggil 'Leo' oleh orang-orang sampah yang sudah berani menyakiti gadisnya? Tentu tidak mungkin, Leo tidak ingin itu terjadi.