Amora berjalan memasuki rumah, entah mengapa ada rasa tak rela yang Amoa miliki kala gadis itu harus benar-benar memasuki rumah. Namun, mengingat esok hari dirinya sudah harus memasuki sekolah – apalah daya?
Byurrr…
Amora memejamkan matanya, menikmati sensasi dingin yang baru saja membasahi sekujur tubuhnya, Amora yakin jika air ini merupakan aie ice yang di ambil dari dalam kulkas.
Jelas ini ulah Sherin, kekanakan sekali bukan?
"Ups… maafkan aku, aku sedang membuat jebakan untuk maling, lagipula sedang apa malam-malam begini kau keluar?" tanya Sherin yang entah datang dari mana.
Amora berusaha untuk bersabar dan Kembali berjalan namun baru beberapa langkah—
BRUK!
Ringisan keluar dari bibir Amora, rasanya sakit sekali – Amora menyesal kala berjalan tidak melihat ke arah lantai, memangnya siapa lagi jika bukan ulah kakaknya? Amora sempat berpikir, apa dirinya anak kandung di keluarga ini? Jika, ya. Mengapa perbedaan usia antara dirinya dan Sherin sangat dekat?