"Sakit," kata Clarinda menatap Sergio dengan tatapan berkaca-kaca.
Sergio semakin memasang raut wajah khawatirnya sembari berjalan gontai dan ikut bergabung di atas ranjang, "Sebelah mana, hm?"
Tangan Clarinda bergerak, menyentuh perut buncitnya, "Ini..." balasnya membuat Sergio ikut menyentuh perut Clarinda, mengusap lembut perut Clarinda penuh kasih sayang.
Tak hanya itu, Sergio mencoba membaringkan tubuh istrinya dengan hati-hati, "Bagaimana, hm? Sudah merasa baikan?"
Clarinda mengagguk sembari menyenderkan kepalanya di dada bidang Sergio - pria itu benar-benar selalu ada untuk Clarinda, dalam situasi apapun itu. Bahkan, ditengah meeting perusahaan pun, kala Clarinda membutuhkan Sergio, pria itu akan datang dalam lima menit.
Bukankah itu perhatian?
"Besok aku harus mengadakan rapat diperusahaan, kau ikut." Bukan pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan yang tampak tidak dapat diganggu gugat.