Berkali-kali Sergio memijit pelipisnya pelan, pukul tiga pagi - namun pria itu sama sekali belum mengistirahatkan diri.
Karena memang perbedaan waktu di Seattle dengan Jakarta berbeda empat belas jam, mau tak mau Sergio harus menerima setiap konsekwensi yang ada.
Seperti saat ini, dirinya harus tiba-tiba menggelar meeting perusahaan pusat, menuntun setiap staf agar tetap mengikuti arahan dari Max. Max pun tak asal memerintah, pria itu harus memberi laporan pada Sergio prihal langkah apa yang dirinya ambil, akan sangat sulit bukan?
Sergio menekan tanda merah pada layar laptopnya, setelah itu— Sergio kembali mengotak-atikan sesuatu disana, menghubungi Max via Vidio call.
Tak perlu menunggu lama untuk Max menerima panggilan dari Sergio.
"Ya, Tuan."
Sergio menatap Max yang sepertinya tengah berada di lapangan, seringkali pria itu disibukan oleh sesuatu yang seharusnya ditugaskan untuk Sergio - sebagai seorang CEO. Namun, dengan sabarnya Max selalu mau direpotkan.