Clarinda mengerjapkan matanya berkali-kali, ah andai perutnya tidak meronta meminta diisi, mungkin Clarinda lebih memilih untuk terus terlelap dalam tidurnya.
Pikirannya bahkan terlempar pada saat Sergio memberinya hukuman— apa yang harus Clarinda lakukan, bahkan dirinya tak melihat kehadiran pria itu disamping tempat tidurnya.
"Selamat siang, Nona!" ucap mereka serempak sembari membungkukan tubuhnya hormat.
Clarinda mengernyitkan dahinya bingung, baru saja membuka matanya, dirinya sudah disambut oleh banyaknya pelayan yang berada di sekeliling ruangan. Apa mereka tak memiliki pekerjaan lain selain menyambutnya pada saat bangun dari tidurnya?
"Nona, makan siangmu sudah, siap."
Clarinda hendak meraih pakaian yang tergelatak tak jauh darinya berada, namun salah seorang pelayan menghampirinya dengan membawa sebuah kimono, memakaikannya pada tubuhnya setelah itu menuntun Clarinda menuju sebuah sofa yang terdapat di kamar itu.
Sungguh, bagian intimnya terasa begitu sakit.