"Sergio!??" Terdengar teriakan gadisnya yang begitu menggema dari dalam kamar.
Sergio yang tengah memeriksa berkas-berkas pemberian Sean di sofa, tampak mengernyitkan dahinya bingung namun tak urung menyahut, "Yes baby!!"
Setelah itu, Sergio dapat mendengar suara derap langkah yang diyakini adalah kekasihnya. Ya, Clarinda yang kini berada di depan Sergio, wajahnya sembab dengan sisa air mata di pipinya, Sergio tak menyadari hal itu— ia lebih fokus pada berkas-berkas sialan meski tau Clarinda ada di hadapannya. Bukan apa, Sean bisa saja memisahkannya dengan Clarinda hanya karena tugas yang Sean berikan tak ia kerjakan dengan benar.
Jangan lupakan Sean yang terobsesi dengan kesempurnaan, seolah tak ingin melihat kesalahan barang setitik pun.
"Sergio," lirih Clarinda kala Sergio sama sekali tak memperdulikan.