Chereads / SWEET TRAP AND REVENGE / Chapter 8 - BAB 8 PESAN MISTERIUS.

Chapter 8 - BAB 8 PESAN MISTERIUS.

Naila berdecak kesal karena Bian masih terlihat enggan menjawab pertanyaannya.

"BIAN!" Naila meninggikan suaranya supaya Bian mau tak mau menjawab pertanyaannya.

Dan benar saja, Bian menimpali ucapannya.

"Tadi kan, Adam sudah menjawab pertanyaanmu," ucap Bian yang masih fokus dengan file-filenya, tanpa menatap Naila.

"Sayang, kamu kenapa sih! Kok kamu seperti tidak menganggap keberadaanku?" kesal Naila seraya mengambil file-file yang ada ada di tangan Bian.

"Kamu apa-apaan sih, Nai! Balikin enggak file-filenya," ucap Bian yang memutar kursi kebesarannya dan menatap Naila dengan tatapan tajam.

"Kamu yang apa-apaan! Diam-diam tidak jelas begitu dan sekarang hanya karena aku mengambil file-file ini, kamu malah membentakku!" teriak Naila dengan kedua matanya yang terlihat berkaca-kaca.

Tapi, sayang! Bian sama sekali tidak menghiraukannya dan dengan cepat dia mengambil file-file yang ada di tangan Naila dengan kasar.

Naila menatap Bian dengan tatapan tidak percaya, saat Bian mengambil file-filenya dari tangannya dengan paksa.

"Adam! Sahabatmu ini kenapa sih, sampai dia bersikap aneh seperti ini," ucap Naila pada Adam yang lebih memilih mengotak-ngatik handphonenya, daripada harus ikut campur dengan masalah Bian dan Naila.

"Bian kesambet kali Nai sama penunggu yang ada di dalam ruangannya," ucap Adam asal dengan masih mengotak-ngotak handphonenya.

Bian yang tidak terima dengan kata-kata Adam yang mengatainya seenak jidatnya, ia pun melempar Adam dengan menggunakan spidol yang tepat mengenai keningnya dan membuat Adam mengaduh kesakitan.

"Apa!" sentak Bian seraya menatap Adam layaknya singa yang akan menerkam mangsanya, saat melihat Adam yang akan protes.

"Tidak ada," ucap Adam yang bergidik ngeri dan dia pun lebih memilih untuk kembali mengotak-ngotak handphonenya.

"Dan kamu, Nai! Kamu mau tahu apa yang membuatku bersikap seperti ini?" ucap Bian yang kembali menatap Naila dengan tatapan tajam.

"Iya, aku ingin tahu. Jadi, cepat katakan apa yang membuatmu menjadi seperti ini," ucap Naila yang membalas tatapan Bian dengan tatapan menatang.

"Yang membuatku menjadi seperti ini adalah hasil pemotretanmu dengan Aditya. Berapa kali aku harus mengatakannya padamu, Nai. Jangan pernah melakukan pemotretan dengannya!" ucap Bian yang kembali menaikkan suaranya pada Naila.

"Tapi kan ini memang pekerjaanku sebagai seorang model, yang harus mengikuti semua arahan photografernya," balas Naila yang suaranya tidak kalah tinggi dengan Bian.

"Kalian kenapa sih teriak-teriak, ini kan cuma masalah sepele. Jadi, kalian bisa kan menyelesaikannya tanpa harus berteriak-teriak seperti itu!" sela Adam yang mencoba menengahi sepasang kekasih itu.

"DIAM!" teriak Bian dan Naila dengan bersamaan.

"O-kay!" cicit Adam yang terlihat terkesiap dengan teriakan Bian dan Naila.

"Dan untukmu Naila? Aku sama sekali tidak peduli, apakah itu hanya sebuah pemotretan atau tidak. Karena aku tetap tidak suka kamu melakukannya," ucap Bian yang menatap Naila dengan tatapan tajam.

"Begitu pun denganku! Aku juga tidak peduli," ucap Naila seraya keluar dari ruangan Bian dengan wajah kesalnya.

"Arrgghhhh, sialan! Ini semua gara-gara Aditya."

Bian mengepalkan kedua tangannya setelah Naila keluar dari ruangannya.

"Memangnya ada apa sih?" tanya Adam setelah Bian terlihat tenang tanpa tatapannya yang tidak menyalang.

"Naila melakukan pemotretan dengan Aditya, dan mereka terlihat sangat mesra. Aku kesal melihat hasilnya," ucap Bian yang kembali terlihat kesal saat mengingat hasil pemotretannya.

Adam terlihat menghela nafas panjang, saat mendengar jawaban yang diberikan oleh Bian kepadanya. Walaupun tadi dia sempat mendengarkan pembicaraan antara Naila dan Bian yang berakhir dengan Naila yang keluar dari ruangan Bian.

"Tapi Bi, apa yang dikatakan oleh Naila itu ada benarnya juga. Itu kan sudah menjadi pekerjaannya menjadi seorang model yang harus mengikuti arahan dari photografernya," ucap Adam seraya menatap Bian.

"Tapi tetap saja Dam, aku tidak suka kalau ada yang menyentuh wanitaku," ucap Bian yang tidak mau kalah.

"Yaelah Bi, kalau tidak begitu. Bukan pemotretan namanya. Lagi pula, semua hasil pemotretan Naila dan Aditya biasa- biasanya, tidak seromantis yang kamu katakan tadi Bi," ucap Adam yang masih mencoba memberi pengertian pada sang sahabat.

"Kasihan Nailanya juga, Bi! Pasti dia merasa terkekang dengan keposessivanmu itu, bahkan dia rela untuk tidak bermain film sementara waktu," ucap Adam yang membuat Bian terdiam.

"Jangan sampai sikapmu yang seperti ini membuat Naila meninggalkanmu Bi," lanjut Adam pada Bian yang masih terlihat terdiam.

"Tapi Dam, aku tetap saja tidak suka dan terlebih lagi, Aditya itu menyukai Naila," ucap Bian yang masih dengan pendiriannya.

Adam hanya bisa menghela nafas panjang saat Bian menimpali kata-katanya.

"Terserah kamu saja deh Bi," ucap Adam pada Bian dan dia pun kembali mengotak-atik handphonenya karena tidak mau terlalu ikut campur dengan masalah asmara sahabatnya itu.

"Aku tidak akan pernah membiarkannya terlalu dekat dengan Naila lagi," ucap Bian di dalam hati.

***

Sementara itu, setelah keluar dari gedung perusahaan Bian, Naila pun segera menyetop taxi yang terlihat akan melewatinya dan ia minta diantarkan ke rumah sahabatnya yang bernama Sheila.

"Bian benar-benar menyebalkan, bisa enggak sih! Dia bersikap tidak berlebihan seperti itu setiap aku melakukan pemotretan dengan Aditya. Aku dan Aditya kan cuma sebatas teman dan patner saja, tidak lebih," gerutu Naila.

SKIP

Setengah jam kemudian, Naila pun sampai di depan rumah sahabatnya, Sheila.

"Ini Pak," ucap Naila seraya memberikan satu lembar uang kertas berwarna merah pada sopir taxi itu.

"Terimakasih, mbak!" ucap sopir taxi itu.

"Sama-sama Pak!" balas Naila seraya keluar dari taxi dan segera bergegas masuk ke rumah Sheila yang sudah menunggu kedatangannya sejak tadi.

Setelah ia berada di depan pintu rumah Sheila, Naila pun segera menekan bellnya.

"Ayo masuk Nai," ujar Sheila saat membuka pintu rumahnya untuk Naila.

"Terimakasih La," ucap Naila seraya masuk ke dalam rumah Sheila.

"Kenapa wajahmu ditekuk gitu, Nai?" tanya Sheila seraya duduk di sofa ruang tamunya, begitu pun dengan Naila.

"Bian menyebalkan banget deh La," kesal Naila.

"Loh! Memangnya Biannya kenapa lagi sih Nai? Sampai membuatmu telihat kesal begitu," ucap Sheila seraya menatap Naila yang terlihat masih kesal karena Bian.

"Dia marah kepadaku karena aku melakukan pemotretan dengan Aditya," terang Naila seraya membalas menatap Sheila.

"Oh! Jadi, masih karena masalah yang sama toh," ucap Sheila seraya tertawa kecil.

"Menurut aku sih! Wajar saja, kalau Bian merasa kesal karena kamu melakukan pemotretan dengan Aditya. Terlebih Aditya menyukaimu, kamu pasti tahu kan? Kalau Aditya menyukaimu," ucap Sheila pada Naila.

"Tapi aku kan tidak! Lagi pula, aku selalu menghindarinya dan bahkan aku selalu menolak semua tawarannya untuk mengantarkan aku pulang atau pun mengajakku untuk makan malam dan semacamnya," terang Naila.

"See? Dia berusaha mendekatimu, padahal kamu sudah memiliki seorang kekasih. Kalau aku jadi Bian, maka aku juga akan melakukan hal yang sama dengan yang Bian lakukan," ucap Sheila yang membuat Naila menghela nafas panjang.

"Jadi, seharusnya kamu memaklumi sikap Bian, dia melakukan itu karena dia sangat mencintaimu dan dia tidak mau kehilanganmu," tambah Sheila.

"Tapi lama-lama, aku juga muak dengan keposessivan Bian, La!" keluh Naila.

"Kalau itu sih kembali lagi kepada kalian berdua," timpal Sheila.

"Daripada kamu kesal, lebih baik kamu mencicipi kue buatanku. Mungkin saja, rasanya bisa mengembalikan mood kamu." Naila tertawa kecil mendengar kata-kata sahabatnya itu, yang terdengar sedikit berlebihan.

"Okay! Aku akan mencicipi kue buatanmu. Awas saja, kalau rasanya tidak karuan," ucap Naila seraya mencicipi kuenya.

***

"Ayah, ayo istirahat dulu!" ucap Aretha pada sang ayah setelah ia menjemur semua pakaian yang ia cuci tadi.

Aretha terlihat melangkahkan kakinya menghampiri sang Ayah, yang tengah terlihat menata tanamannya.

"Ayah, nanti sore di lanjut lagi menata tanamannya," lanjut Aretha seraya mendorong kursi roda sang Ayah ke dalam rumah.

Setelah masuk ke dalam rumah, Aretha pun mengambil kue yang tadi pagi dia buat untuk Ayahnya.

"Ayah, coba cicipi kue buatan Aretha!" ujar Aretha seraya membuka tutup toplesnya untuk sang Ayah.

"Terimakasih, sayang!" ucap Alfandy seraya mencicipi kue buatan sang putri.

"Enak tidak kuenya Yah?" tanya Aretha.

"Seperti biasanya, kue buatanmu rasanya selalu enak!" jawab Alfandy dengan tersenyum dan kembali mengambil kuenya.

"Ayah tunggu sebentar ya, Aretha mau lihat handphone Aretha dulu! Batrenya sudah penuh atau belum! Ingat, Ayah jangan nonton tv," ucap Aretha pada sang ayah.

"Iya, Ayah tidak akan menyalakan tvnya kok," ucap Alfandy.

Setelah mendengar jawaban dari sang Ayah, Aretha pun segera berjalan menuju kamarnya.

Saat Aretha sudah berada di dalam kamarnya, Aretha pun segera mengambil handphonenya yang batrenya sudah penuh.

"Buka Instagram dulu ah!" ucap Aretha seraya membuka app Instagram pada handphonenya

Setelah membuka instagramnya, Aretha pun dengan iseng melihat feed sang kakak dan membaca komen-komenan dari penggemar Akthar yang menuliskan kalau mereka semua merasa sangat kehilangan dengan kepergian Akthar yang tiba-tiba.

"Siapa pengirim pesan ini?" gumam Aretha saat melihat isi pesan instagramnya.

Tanpa membuang-buang waktu lagi, ia pun segera membuka pesan itu. Aretha terlihat terdiam saat membaca isi pesan yang di kirimkan oleh akun yang bernama anonymous.

"Apa maksud dari pesan ini?" ucap Aretha yang menatap layar haandphonenya dengan tatapan bingung.

"Daripada aku merasa bingung, lebih baik aku membalas pesannya saja," ucap Aretha seraya mengetik sebuah pesan yang akan dia kirimkan kepada si pengirim pesan.

Setelah ia mengirim pesannya, Aretha pun menunggu pesannya dibalas dengan tidak sabaran.

Dan tiga menit kemudian, pesannya pun dibalas oleh Anonymous itu.

Aretha terlihat mengepalkan kedua tangannya setelah ia membaca isi pesan balasan yang ia kirimkan pada Anonymous itu.

"Jadi, semua ini sudah direncanakan?"

TO BE CONTINUE.

Happy reading readers. jangan lupa collection, vote dan reviewnya. Jangan lupa juga follow ig author ya @idaflicka. Semoga kalian suka yah.