Abah Rene lemas seketika saat hidungnya mulai mengeluarkan darah.
Dan di saat itulah Jeng Oktaf dan Marpuah tak menyia-nyiakan kesempatan.
Lalu mereka meminumkan ramuan buatan Marpuah kepada Abah Rene yang setengah tak sadar.
Abah Rene tak bisa melawan dan langsung meneguknya saja. Karna memang rasa dari ramuan itu lumayan enak tidak seperti ramuan yang dibuatkan oleh Jeng Oktaf pada waktu itu.
Ramuan itu dihabiskan sekaligus sampai membuat Abah Rene bersendawa keras karna kekenyangan.
EGGGHHH ...!
"Gimana, Pi! Ramuannya enak?" tanya Marpuah.
"Hmm, lumayan," jawab Abah Rene masih memejamkan mata sambil merasakan sensasi nyeri di hidungnya.
"Bentar ya, Mami, ambilkan kotak obat untuk membersihkan darah dan luka bisulnya, Papi," ujar Jeng Oktaf.
Dan Abah Rene mengangguk, sementara Marpuah malah asyik bermain game ular tangga dari ponselnya.
Abah Rene belum berpindah tempat dia masih tergeletak di atas lantai dekat dengan kaki meja.