Abah Rene berlari tergesa-gesa menuju kampung Rawa Ceban, dan rasanya begitu lelah, nafasnya seperti nyaris terputus.
"Ah, lupa! Kenapa gue gak panggil angkot aja ya?" ucapnya.
Abah Rene melambaikan tangan kearah Sopir Angkot yang kebetulan lewat di depannya.
Singkat cerita Abah Rene pun sudah sampai di Rawa Ceban.
Setelah turun dari mobil angkot, Abah Rene berjalan mengendap-endap lewat pintu belakang berharap dengan begitu dia tidak bertemu dengan Jeng Oktaf.
Ceklek!
Pintu pun berhasil di buka dan Abah Rene perlahan masuk ke dalam.
"Selamat untung, Mami, gak ada di sini," ucapnya lirih.
Padahal di belakangnya sudah ada Jeng Oktaf yang berdiri sambil melipat kedua tangan menatapnya.
Abah Rene mulai melangkahkan kakinya kembali dan hendak masuk ke dalam kamar.
Tiba-tiba ada seseorang yang menarik kerah bajunya dari belakang.
"Mau kemana?!" tanya Jeng Oktaf.
Abah Rene langsung kaget bukan main, ternyata Jeng Oktaf sudah berada di belakangnya.