Tak terasa hari sudah mulai gelap, Abah Rene dan Jeng Oktaf berada di dalam rumah menonton televisi berduaan sambil minum kopi.
"Mi, gak ada camilan gitu?" tanya Abah Rene.
"Ada sih, Pi. Di kulkas," jawab Jeng Oktaf.
"Bisa ambilin buat Papi, Mi?" tanya Abah Rene.
"Bisa, Pi, bentar yuaah," jawab Jeng Oktaf dengan manja.
Jeng Oktaf berjalan menuju kulkas di dapur, dari belakang Abah Rene memandangi istrinya yang sedang berjalan itu.
"Istriku benar-benar sempurna, sudah cantik, badan bahenol, suara bagus. Udah gitu imut banget lagi," ucap Abah Rene seraya berdecak kagum penuh bangga.
Gkubuk!
Tersengar suara benda yang terjatuh.
Dan dari kejauhan terdengar suara Jeng Oktaf berteriak meminta tolong.
"Papi! Tolongin, Mami dong!" teriak Jeng Oktaf.
"Loh, emangnya Mami, kenapa?!" tanya Abah Rene panik.
"Mami, ketiban kulkas, Pi!" Teriak Jeng Oktaf.
"Lah, kok bisa!" Abah Rene segera berlari menghampiri Jeng Oktaf.