Abah Rene dan Jeng Oktaf merasa sangat lega karna si Tukang Urut akhirnya tersadar.
Mereka tak bisa membayangkan jika wanita tua itu meninggal di tempat ini.
"Nenek, gak apa-apa?" tanya Jeng Oktaf.
"Enggak, Bu. Saya gak apa-apa, cuman mendadak perut saya jadi sakit," ujarnya.
"Yaudah, kalau begitu kita bawa aja ke dokter, Pi!" ajak Jeng Oktaf.
"Ayo atu, Mi!" sahut Abah Rene.
Tapi si Tukang Urut melarangnya.
"Saya gak usah di bawa ke dokter, Bu, Pak," ucapnya.
"Lah, nanti kalau perutnya bertambah sakit bagaimana?" tanya Abah Rene.
"Gak apa-apa, saya mah di kasih makan aja, nanti juga udah sembuh," ujar si Tukang Urut.
"Ya Salam! Bilang aja kelaperan," gumam Abah Rene.
"Yaudah, biar Puah, aja yang ambilin, Pi!" ujar Marpuah.
"Iya, deh! Buruan ambilin, Puah!" suruh Abah Rene kepada Marpuah.
Lalu Marpuah bergegas ke dapur, sedangkan Abah Rene dan Jeng Oktaf beralih ke Tukang Servis Toilet yang masih tergeletak.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Abah Rene.