"Pat, gila Kakek elu tajir melintir," bisik Wans.
"Iya, Kekek gue tanahnya lebar banget, kalau gak sala 95 ℅ tanah di kampung ini punya dia semua," jawab Patria.
"Wah, berarti yang tinggal di kampung ini semuanya cuman numpang dong!" ucap Juju dengan nada tinggi, padahal Wans dan Patria saja berbicara dengan nada yang berbisik.
"Eh, Juju! Tu congor buset dah!" cantas Patria.
"EHEM!" si kakek berdehem.
Mereka semua terdiam.
"Kalau ada yang mau ditanyakan, tanyakan saja, saya tidak akan merah, tapi saya benci kalau ada yang membicarakan saya di belakang," ucapnya.
"Kita, gak bicarain, Kakek, di belakang kok, serius! Kita ngomongin Kekek di depan!" sangkal Juju.
Pletak!
Si Kakek menjitak kepala Juju, hingga Juju peringisan.
"Maksud saya, kamu ngomongin saya secara berbisik-bisik, itu namanya ngomongin saya dari belakang!" jelas si kakek.
"Aduh, perasaan yang ngomong pakek bisik-bisik, Wans sama Patria deh," keluh Juju.