"Rene?!"
"Jinnny?!"
Seketika dua insan yang belum jelas hubungannya itu saling terpaku.
Keduanya saling mematung dan saling pandang nyaris tak berkedip.
Dan di saat itu Jeng Oktaf datang berdiri tepat di antara mereka berdua.
Lalu mengembangkan senyuman manis mirip cengiran kuda.
"Kalian sudah saling kenal ya?" tanya Jeng Oktaf.
Dan seketika Abah Rene langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"En-ng-gak! Enggak kenal tuh!" jawab Abah Rene.
Perlahan mata Mak Jinny melotot tajam penuh amarah. Nafasnya mendengus berat dan berjalan menghampiri Rene sambil bertolak pinggang.
"Yakin lu gak kenal sama, gua?" tanya Mak Jinny.
Abah Rene terdiam tak bergeming, kedua lututnya bergetar cepat dengan tubuh merinding dan panas dingin campur aduk.
"Papi, kok mukanya jadi aneh banget kenapa?" tanya Jeng Oktaf,
"Eng-nggak, Papi, kayaknya lagi gak enak badan deh, Papi bobo dulu ya?" tukas Abah Rene dengan tubuh yang masih gemetaran.
"Loh, perasaan tadi sehat-sehat aja deh, kok tiba-tiba jadi sakit begini? Papi, kesambit, eh kesambet ya?" tanya Jeng Oktaf lagi.
"Kayaknya iya, deh! Yaudah Papi, pergi dulu ya, bye!" Abah Rene sudah ambil ancang-ancang untuk berlari.
Tapi belum sempat berlari, Mak Jinny menarik bagian belakang baju Abah Rene.
"Mau kemana lu?" tanya Mak Jinny dengan santai.
Perlahan Abah Rene menoleh ke arah Mak Jinny dan mengembangkan sebuah senyuman yang luar biasa bikin silau.
"Am-pun, Jinny ...." Tukas Rene.
"Mau sampai kapan kamu main kabur-kaburan, hah?" tanya Mak Jinny, dengan suara yang masih santai. Tapi meski begitu, bagi Rene, Mak Jinny terlihat sangat menyeramkan.
"Jinny, bisa enggak ngomongnya di luar aja, gak enak sama anak-anak," lirih Rene.
Brak!
Mak Jinny menggebrak meja.
"DI SINI!" tegas Mak Jinny.
"Loh, kok pekek gebrak-gebrak meja segala sih, Calon Besan!" ujar Jeng Oktaf.
"Stop! Jangan panggil saya, Calon Besan lagi!" cantas Mak Jinny dengan nada tinggi, sampai membuat Oktaf tersentak karna kaget.
"Loh, kenapa gak boleh sih, Calon Emak Mertua?!" tanya Marpuah.
"Jangan panggil saya, Calon Emak Mertua, lagi!" sergah Mak Jinny.
Semua tampak heran dengan sikap Mak Jinny yang tiba-tiba saja berubah.
Tak terkecuali dengan Juju, dia langsung berjalan menghampiri Emaknya dan bertanya tentang hubungan sang Emak dengan
Abah Rene.
"Emang, Emak ada masalah apa sih sama, Abah Rene?" tanya Juju.
"DIA!" Mak Jinny menunjuk ke arah Rene sambil melotot.
"Rocker, yang gak gentle!" cerca Mak Jinny.
"Loh, kok bisa?!" tanya Juju lagi.
Dan Mak Jinny menceritakan dengan detail tentang hubungannya dengan Abah Rene.
Dulu sebelum Abah Rene menjadi rocker terkenal, Abah Rene berpacaran dengan Mak Jinny, seorang anak kepala desa terkenal jago bela diri dan mendapat gelar julukan Laddy Koprol, karna dia bisa melakukan gerakan koprol dari kampung Rawa Goceng sampai kampung Rawa Ceban tanpa jeda.
Tapi sayangnya hubungan Mak Jinny dan Abah Rene tidak di restui orang tuanya.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk kawin lari.
Setelah itu mereka di karunia seorang bayi laki-laki yang di beri nama Juju Pithecanthropus.
Namun ketika Juju berusia satu bulan, hubungan mereka berdua di ketahui oleh ayahnya Jinny.
Ayahnya Jinny sangat murka, lalu memberikan dua pilihan kepada Rene yaitu, jika dia masih ingin menjadi suaminya Jinny maka di harus keluar dari anggota band-nya yang bernama The Anggora itu.
Karna ayah dari Jinny sangat benci dengan anak band.
Abah Rene kala itu merasa dilema karna harus memilih menjadi suami Mak Jinny, atau memilih tetap bersama band-nya, dan terap menjadi vokalis kece yang di puja seluruh kaum hawa Serawa Goceng. Yah meskipun band-nya baru konser di seputaran lampu merah, dan acara tawuran masal.
Akhirnya Rene memutuskan untuk memilih tetap menjadi Vokalis Band Rock-nya.
Dan meninggalkan Jinny, tanpa di cerai.
Tentu saja hal itu membuat Jinny menjadi murka dan mengucapkan sumpah serapah, saat Rene tidak lagi pulang ke rumah dan meninggalkan dia dan Rene Junior alias Juju.
"Awas aja ya, Rene! Gue sumpahin, suatu hari nanti pas elu lagi konser, bakal ada angin puting beliung, yang bakalan ngebawa elu terbang ke tempat terpencil!" ucap Mak Jinny.
Setelah itu Abah Rene terus berusaha menjauh dan bersembunyi dari kejaran Jinny.
Bahkan dia sampai mengungsi di rumah Oesman sahabatnya. Karna tinggal di rumah sendiri membuatnya tidak tenang.
Jinny terus menerornya, sering muncul di jendela, atas plafon, dan kadang koprol-koprol di halaman rumahnya.
Karna sudah bosan tidak kunjung menemukan Rene, Jinny pun berhenti mencari Rene. Dan mengikhlaskan Rene pria yang perna menjadi pujaan hatinya itu terbang jauh mirip Sally. (Sally sendiri)
Sedangkan Rene masih bersembunyi di rumah Oesman.
Hingga suatu ketika datang penyanyi dangdut keliling yang bernama Jeng Oktaf.
Dan dia menikah dengan Jeng Oktaf lalu kariernya di dunia musik semakin melejit dan terkenal di mana-mana, bahkan sampai luar planet.
***
"Jadi, selama ini, Papi bohongin, Mami ya?!" tanya Jeng Oktaf sambil menangis bombai.
"Maaf, Bebeb! Tapi—"
"Papi, jahat!" teriak Jeng Okta sambil menggelindingkan badan dan pergi dari ruangan itu.
"Mami!" teriak Rene penuh drama.
"Jangan drama!" sahut Mak Jinny.
Di saat keadaan sedang tegang, Marpuah dengan senyuman polosnya menghampiri mereka berdua.
"Terus tanggal pernikahan, Juju sama Salsa, kapan ya?" tanya Marpuah.
"Gak jadi!" bentak Mak Jinny.
"Loh kenapa?" tanya Marpuah yang masih dengan wajah polos biadapnya.
"Pu'ah, eh Salsa, kamu sama Juju itu saudara satu bapak, jadi gak bisa nikah," jelas Abah Rene.
"APAHHHHH!" teriak Marpuah.
"Ngomong 'apa' nya jangan kenceng-kenceng dong, hawa mulut nyengat banget nih," bisik Abah Rene.
"Iya, Pi, maaf tadi Pu'ah, abis makan curut tiga ekor," jawab Marpuah.
"Jadi selama ini, Juju sama Salsa itu saudara satu bapak ya, Mak?!" tanya Juju dengan mata melotot.
"Iya, bener!" jawab ketus Mak Jinny.
"Ya amsyong! pelet gue, sia-sia!" ujar Juju langsung pingsan.
"HAH?! PELET!?" ucap serempak Mak Jinny, dan Abah Rene.
"Ya ampun, sayang banget sudah pakek ramuan kecantikan biar berubah jadi cantik, gak taunya malah gak jadi di nikahi!" keluh Marpuah.
"HAH RAMUAN KECANTIKAN?!" teriak Mak Jinny yang teramat kaget.
"Marpuah! Kamu yang sabar ya?" ujar Rene.
"MAR-PU-AH?!" teriak Mak Jinny yang kaget mendengar nama asli dari Salsa.
Lalu Marpuah pun langsung meminum kopi pahit di campur satu botol spiritus untuk menetralisir efek cantiknya.
Dan seketika wajah Marpuah kembali ke setelan pabrik.
Mak Jinny yang melihatnya pun sampai syok.
"Ini wajah asli kamu?!" tanya mak Jinny.
"Iya, Bukan Calon Mak Mertua!" jawab Marpuah dengan santai.
"Astaga! ya ampyuuun! Aigo! OMG Hello!"
Bluk!
Mak Jinny pun pingsan menyusul anaknya yang sudah pingsan lebih dulu.
"Aduh, kenapa jadi ribet begini sih! Kamu pasti sedih banget ya, karna ternyata Juju itu Kaka kamu! Padahal Papi, tahu banget kalau kamu itu sangat tergila-gila sama Juju?" tanya Rene.
"Ah, biasa aja tuh! Cuman sama Juju yang gantengnya buatan dukun! 'Kan masih banyak cowok lain contohnya, Patria, Prof. Wans, Diblue, Qimons, Rudolf, Afgan, Lee Min-Ho, Obama sama Aldi Taher!"
Rene pun langsung ambruk dan menggelinding mengikuti jejak Oktaf istrinya.
To be continued