"Kiara..Kiara..." Galih tidak bisa berkata apapun dan hanya bisa memanggil nama Kiara.
Ekspresi rasa bersalah tiba-tiba muncul di wajah Kiara, dia berpura-pura tidak mengerti apa yang dikatakan Galih dan dengan cepat berkata, "Galih, kamu dan aku itu seperti adik dan kakak. Jadi tentu saja aku merindukanmu."
Senyum Galih membeku, wajahnya bergetar, "Kiara, kamu tahu bahwa maksudku bukan begitu. Perasaanku padamu itu bukan sekedar perasaan seperti adik, Kiara aku suka…"
"Kakak Galih!" Kiara tiba-tiba menyela kata-kata Galih dan wajahnya sedikit pucat, "Tapi..aku hanya memiliki perasaan padamu sebagai saudaraku. Saat aku kecil aku tidak memiliki saudara laki-laki yang bisa menjagaku, lalu kamu datang dan memenuhi semua harapanku. Aku tidak pernah berfikir untuk menyayangimu lebih dari itu."
Di kejauhan, wajah Aksa yang menegang sedikit mengendur. Ekspresinya sedikit tenang.