"Huh ... hamil?"
Nenek Kiara tiba-tiba menarik napas, matanya melebar, tubuhnya melunak, dan dia pingsan.
"Nenek!"
"Ibu!"
"Istriku!"
Ada tiga teriakan sekaligus, dan Kiara serta orang tuanya buru-buru mendekati wanita tua itu, mengelilingi mereka, menggoyangkan badannya, dan mengipasi. Ketakutan dan panik sangat terasa di ruangan itu.
Aksa juga terkejut, tetapi dia tidak menyangka. Daya tahan psikologis wanita tua itu sangat buruk.
"A, aku akan memanggil dokter dari komunitas!" Erika buru-buru pergi.
Kiara hendak berdiri dan lari, dan Wisnu berteriak, "Berlutut!"
Lutut Kiara melunak, dan segera setelah dia akan berlutut, Aksa mencengkeram lengannya dan berkata dengan marah: "Mengapa kamu berlutut? Tidak ada lagi berlutut?"
Wisnu melirik Aksa dengan marah, dan berkata, "Dia masih putriku! Kamu ... kamu tunggu aku!"