Setelah malam tiba di Jakarta, lampu neon berkedip dan lalu lintas sibuk, semuanya mengungkapkan kota ini kabur dan mabuk.
Hana sedang duduk di mobil Vano Rakasa dengan tangan terpelintir dengan gelisah, "Vano Rakasa, kamu mau minum di mana malam ini?"
"Hotel Hanhai." Vano Rakasa mengusap dagunya dengan jari, dan berkata, "Akan ada beberapa sutradara dan bos perusahaan film dan televisi yang akan pergi malam ini. Aku tidak ingin minum malam ini, jadi kamu bisa menghentikan anggur untukku."
Mata Hana tiba-tiba membelalak, dan dia berkata dengan luar biasa, "Apa? Vano Rakasa, apakah kamu punya produk? Kamu bilang biarkan aku menjadi gadis kecil dan hentikan anggur untukmu, pria besar? Aku dengar itu kan?? "
Vano Rakasa mengertakkan gigi dan tersenyum pada Hana, "Selamat, kamu dengar itu benar! Sekarang, identitasmu adalah asistenku. Ini adalah salah satu tugasmu untuk memblokir alkohol untukku. Jika kamu tidak bisa melakukannya, kamu bisa keluar dari mobil sekarang. "