Satu jam kemudian, Kenzi kembali ke manor.
"Tuan, Tuan Rendi datang, tapi pergi lagi." Pelayan itu melaporkan, "Ny. sinta agak sesak. Dokter Dodi meresepkan kalsium cair dan vitamin D untuknya."
"Ya." Kenzi tidak bertanya bagaimana Rendi bisa masuk dengan sangat mudah.
Dengan kantong kertas di tangannya, dia membuka pintu kamar tidur.
TV masih menyala, tapi tidak ada suara, gambar berkedip-kedip, dan ruangan cermin terlihat aneh.
Untuk menyesuaikan waktunya, Sinta bangun pagi, bersandar di bantal dan menutup matanya. Rambut hitam panjangnya menutupi bahunya, dan wajah seukuran telapak tangannya seputih batu giok, membuatnya semakin menyedihkan.
Tanpa sadar menurunkan langkah kakinya, Kenzi mematikan TV sebelum duduk di samping tempat tidur.
Mengulurkan tangannya, dengan lembut membungkus tangan kecil Sintadi telapak tangannya, sentuhan lembut membuat orang menyukainya.
