Sisi lain.
Laura terbangun dari rasa kantuknya, membuka matanya, dan fokus pada kamar hotel yang mewah namun kosong.
Dia sakit di seluruh, seolah-olah dia robek, dan pinggangnya sakit sehingga dia hampir tidak bisa menegakkan tubuh.
Di sana, terasa sangat panas.
Dia mencubit pelipisnya yang terasa sakit, dan ingatan tentang berhubungan dengan pria tadi malam muncul di benaknya.
Tempat tidur yang berantakan, gaunnya yang sobek, dan jejak ambigu di sekujur tubuhnya...
Laura ingat suhu panas tubuh pria itu, dan bayangannya secara bertahap tumpang tindih dengan wajah tampan Ivan.
Semburat malu muncul di pipi Laura.
Lelaki itu pantas menjadi pria yang dia sukai, tidak hanya terlihat tak tertandingi, tetapi bahkan kemampuannya di tempat tidur membuatnya berkesan.
Sekarang, dia ingin membuat hati Ivan lebih kuat!
Hanya saja Ivan tidak terlalu menahan diri, kan?