Keesokan harinya, Hana tetap datang ke Universitas Politeknik untuk membantu.
Cahyo pada awalnya tidak memperhatikannya, dan akhirnya Hana berkata pada dirinya sendiri sambil menangis kepada orang tua Agus yang tidak menyetujui pernikahan mereka dengan alasan "dia bukan jodoh yang benar untuk putra mereka".
Pada hari ketiga, cuacanya cerah dan matahari sekali lagi menampakkan sinarnya yang menyilaukan.
Hana masih datang ke universitas Cahyo untuk membantu pekerjaannya, dan akhirnya Cahyo membelikannya makan siang pada siang hari.
Melihat ekspresi "terima kasih" Hana, hati Cahyo tiba-tiba terasa sedih.
"Maaf, nomor yang Anda panggil telah dimatikan."
Cahyo berencana untuk menanyakan pendapat Ian tentang masalah ini, tetapi dia tidak bisa menghubunginya untuk saat ini.
"Ini jam 12 siang. Masuk akal kalau dia sedang sibuk...Atau bahkan belum bangun."
Cahyo bergumam di dalam hatinya. Setelah 10 menit, dia kembali menelepon Ian dan akhirnya panggilan itu tersambung.
