"Siapa yang dipanggil Ian?"
Pemuda gemuk itu tertegun sejenak. Apakah dia masih memiliki bawahan lain untuk menyergapnya?
Sikap Ian itu benar-benar membuat mereka bisa menebak dengan benar.
Pada saat berikutnya, tiga van muncul satu demi satu di depan kedai teh susu.
Pemimpinnya juga berjalan dengan gagah di ruang terbuka di luar kedai teh, dan kemudian perlahan-lahan berjalan melewati selusin penjaga keamanan berseragam.
"Tidak, apa maksudnya ini?"
Pemuda gemuk itu segera berdiri. Hanya ada lima orang yang ada di grupnya, dan selusin orang di sisi berlawanan. Konflik ini tidak berbeda dengan mengirim mereka ke perang yang mustahil dimenangkan.
"Kakak gendut, apa yang harus kita lakukan?" Melihat situasinya tidak tepat, anak-anak buahnya dengan cepat bertanya kepada pemuda gendut itu.
"Jangan khawatir, kalian harus tenang saat ini."