Zea akhirnya turun dari kamarnya. Ian mengamati sosoknya dari dalam mobil, berpikir bahwa Zea akan tetap memakai pakaian yang sesuai dengan gayanya.
Benar saja, dia mengenakan sweter bermotif beruang dengan warna merah muda yang dipasangkan dengan celana panjang sembilan titik. Dia juga mengenakan sepatu kanvas Converse putih dengan sol agak tebal, tas kecilnya digantung di bahu, dan rambutnya yang tersisir terikat dalam gaya ekor kuda. Dia terlihat seperti gadis cerdas yang lincah.
Setelah Zea naik ke kursi co-pilot mobil Ian, dia sengaja menoleh dan melihat ke luar jendela, terlihat jelas bahwa dia masih marah.
Ian tersenyum dan menyerahkan sebotol teh susu, "Tenang, aku membelikan ini khusus untukmu."
Ini benar. Ketika Ian melewati pusat komoditas, dia berhenti dan mengantri untuk membeli sebotol teh susu untuk mengurangi resiko dimarahi Zea.
Zea menatapnya dengan tatapan datar, dan mengambil teh susu itu dengan satu tangan, "Oh, mengapa kamu memilih yang dingin?"
