Melihat keakraban antara Ian dan Juwita, tidak hanya Nadia yang bisa merasakan kedekatan hubungan mereka, tetapi juga Junaidi yang duduk di sebelah mereka.
"Masa muda itu memang luar biasa."
Junaidi berkata sambil tersenyum, "Tapi aku sudah di tahun terakhir kuliah tahun ini, dan masa mudaku akan segera berakhir."
Ian dan Junaidi hanya mengangguk kepada satu sama lain sebagai kenalan, dan biasanya mereka hanya mengobrol dengan teman masing-masing ketika Komite Liga Pemuda sedang mengadakan rapat. Dalam hal ini, jauh lebih sulit untuk membicarakannya hari ini.
"Junaidi, gadis mana yang merupakan masa mudamu?" Tanya Ian, dan maksudnya adalah menanyakan pacar Junaidi.
"Masa mudaku, ya...."
Junaidi menghembuskan asap dan melihat ke podium dengan nostalgia.
Ian bercanda, "Masa mudamu tidak mungkin seperti Tino sekarang."
Junaidi tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Ya, aku rasa gadis dambaan masa mudaku adalah Lulu."
Ian hanya berkata, "Oh."
