Keesokan paginya, Ian mengikuti Cahyo ke kantin universitasnya untuk sarapan. Saat Ian melihat ke sekeliling, hampir semua orang yang mengantri adalah laki-laki.
Kadang-kadang, ada satu atau dua gadis dengan pakaian cerah menyelip masuk di dalam antrian, yang sekilas terlihat seperti bunga cerah pada tanaman merambat.
"Apakah anak perempuan mendapat perlindungan hewan kelas satu di universitasmu?" tTanya Ian.
"Faktanya memang begitu..."
Cahyo terlihat menyesal dan menjelas, "Aku sekarang menyesal, sepertinya banyak perempuan yang memilih jurusan lain di universitas ini."
"Persetan."
Ian menendang Cahyo, "Kamu terus mengejekku tadi malam meskipun situasimu cukup buruk."
Cahyo tersenyum. Sejak mengetahui situasi emosional Ian saat ini, Cahyo tiba-tiba merasa bahwa perilakunya tampak dapat diterima.
Orang-orang seperti Ian semuanya berusaha memulihkan hubungan dengan Zea, jadi apa salahnya dia mencoba mengejar Hana?
