Pemuda berambut kuning bernama Wanto itu hendak melihat siapa yang begitu berani menyerangnya. Dia tidak menyangka bahwa seseorang dari atas akan mengambil inisiatif untuk berbicara dengannya, "Hendry, aku lihat kamu berpura-pura menjadi kuat lagi. Apakah kamu lupa bahwa aku hampir memukulmu sampai mati di depan sekolah?"
Hendry mendongak dan melihat Ian berdiri di dekat tangga sambil tersenyum, dan dia masih mengucapkan kata-kata dingin.
Matanya tiba-tiba memerah, dan dia akan bergegas untuk berkelahi dengannya. Namun tiba-tiba seseorang di belakangnya berteriak, "Berhenti!"
Seorang pemuda berusia awal dua puluhan berbicara, tetapi wajahnya terlihat jauh lebih tenang. Dia bahkan menyapa Ian dengan sopan ketika dia melihatnya.
"Ian, ya? Jadi kau kembali ke sini untuk liburan?"
Ian mengangguk, mengambil sebatang rokok dan melemparkannya ke bawah, "Wanto, jika kau tidak bisa mengendalikan saudaramu, mungkin lebih baik dia dipukuli sampai mati lagi kapan-kapan..."
