Ian sebenarnya tidak menyangka bahwa Juwita benar-benar memiliki seorang saudara perempuan, tetapi ternyata dia sedikit lebih muda dari dugaannya.
"Dimana Ibu?" Juwita berjongkok dan mengusap wajah gadis kecil itu dengan lembut.
Ian memandangi sosok adik Juwita di bawah sinar cahaya bulan. Gadis kecil itu terlihat agak kurus, dengan lengan dan kaki kecil, dan matanya cukup besar. Dia masih tidak bisa menggambarkannya sebagai "cantik dan jelek". Kelucuan adalah penjelasan terbaik.
"Ibu mertua ada di pintu masuk gang."
Gadis kecil itu menunjuk ke depan. Baru saat itulah dia melihat Ian dan Cahyo. Mereka mundur dan bersembunyi di belakang Juwita, memandang kedua orang itu dengan rasa ingin tahu.
Juwita menoleh ke arah gadis itu dan berkata, "Ini teman Kakak, jangan nakal dan sapa dia dengan baik."
"Ah, ini adikku, panggil dia Anin." Gumam Juwita setelah menoleh kembali ke arah Ian.
"Halo, namaku Anin." Gadis kecil itu mendongak dan menatap Ian sebelum berkata dengan sopan.