Chereads / Revan And Anggi / Chapter 7 - part 6

Chapter 7 - part 6

bel istirahat telah tiba, waktu paling asyik bagi para murid lantaran mereka bisa beristirahat dari kejamnya dunia pelajaran, apalagi hari ini adalah hari dimana mereka belajar full matematika.

Anggi, Vania, dan Sisca berjalan menuju kantin, Anggi berakting seperti hari biasa saja, seolah tak ada yang membuatnya gelisah. Iya, dia menggelisahkan sesuatu, dia takut kalau dia akan bertemu Dira ataupun suaminya yang akan bertemu Sasha di sekolah ini, dia agak cemas hubungannya akan memburuk, padahal baru saja mereka berbahagia, karena sebuah nasi goreng.

" Nggi, lo kok nggak kaya biasanya? " Tanya Sisca curiga, seperti biasa, dialah yang paling mulai untuk membuat berisik, berisik adalah caranya untuk menghibur kedua temannya di segala suasana.

" Paan sih lo, Sis. Ya jelas gue ga ada apa apa? " Jawabnya dengan nada terbata bata, sebenarnya Sisca maupun Vania agak curiga, namun tak seharusnya mereka mengusik semua ini.

" Eh, katanya lo udah Deket lagi ya ama Revan? " Tanya Vania tiba tiba membuat Anggi membulatkan matanya, darimana sih berita itu menyebar???? Batinnya kesal.

" Ih iya, gue liat lo tadi pagi jalan bareng Revan, " mendengar itu Anggi jadi lebih deg degan, kenapa juga sih mereka? tanyanya dalam hati, tak bisa berkata apa apa, dia harus tetap menyembunyikan Pernikahan mereka, titik.

Mereka kini sudah sampai di kantin, dan memesan makanan, selesai, mereka memilih tempat duduk mereka, Anggi agak deg degan melihat sekumpulan lelaki yang berkumpul termasuk Revan suaminya, dia lalu menyuruh temannya untuk jauh jauh dari tempat laki-laki.

" Ngapa hayo Nggi, kok lo jauh jauhan ama Revan? Ketahuan nih, " Anggi mencoba sekeras mungkin untuk tidak deg degan, ntar teman temannya malah mengusiknya, terus bongkarin rahasianya lagi.

" Paan sih, Sis. Gue males aja sama Dira, " mendengar itu Sisca dan Vania saking bertatapan, mereka lalu tertawa ngakak.

" Berarti bener lo cinta sama Revan!!! " Jawab mereka kompak dengan keras, Anggi yang mendengar itu jadi super malu, bahkan dia sangat malu pada semut yang lewat di mejanya.

" Kalian punya mulut tolong dijaga ya, gue kok ngilu sendiri denger lo ngomong, " ucap Anggi bergidik, asli dia malu, apalagi setelah melihat semua orang yang tertuju pada mejanya, menyadari itu membuatnya malu.

Tiba tiba datanglah seseorang yang sangat dibenci Anggi, bahkan kedua sahabatnya yang selalu ceria pada siapa saja pun ikut terdiam, musuh ghibah datang nih. Iya, siapa lagi kalau bukan Sasha? Keceriaan mereka seketika pudar dengan munculnya Sasha and the geng, yang juga duduk di meja yang sama dengannya.

Mereka menghela nafas, menjauh dari SATG (Sasha And The Geng), walaupun mereka masih tetap semeja, Sasha menatap dingin mereka, dasar geng gak tau diri!! Gumamnya dalam hati.

" Sha, lo mending pergi dari sini, gak usah lo ganggu kita, lo itu dah hilangin selera makan gue!! " Sisca mendobrak meja, membuat semua yang berada di meja kaget, dia sangat kesal dengan Sasha And The Geng, mengganggu saja, dalam batinnya ia berkata, 'lo itu ngajak bertumpuk bilang,' kesal sendiri.

Sasha berdiri, diikuti dua bodyguard nya, mereka lalu berjalan pergi dari kantin ini, entah apa yang dirasakan Sasha saat ini, dia pasti malu dong.

" Heh, liat tuh, mereka gada otak ya? Main ngusir orang populer aja. "

" Mereka tuh urat kemaluan nya udah putus, digibahin banyak orang kan akibatnya? "

" Cik, dasar gak tau diri. Kalau gue jadi mereka gue akan puja puja tu orang, "

" Goblok banget mereka!! "

Ghibah para cewek yang berbisik bisik, dengan nada keras, menyindir mereka bertiga tentunya, namun mereka tak mempedulikan itu, mereka lebih memilih fokus pada makanan mereka, daripada istirahat bubar dan mereka belum kenyang. Biarin aja tuh orang ngoceh!!

" Gue kok paling jengkel sama mereka, " lah, kek dirinya gak tukang ghibah aja, Anggi yang mendengar itu ingin sekali rasanya tertawa.

Bel masuk berbunyi, menandakan istirahat yang telah usai, murid murid berlarian menuju kelas mereka masing masing, begitupun tiga sekawan, tapi mereka santai sih, buat apa juga cepet cepet, biar gak dihukum guru gara gara telat masuk kelas?

" Eh, betewe gua capek, jadi plis buat hari ini aja jangan sampe kita ketemu lagi sama trio Siwalan itu, " ucap Vania menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia sebenarnya sudah sangat malas berhadapan dengan Sasha, sebenarnya apasih motivasi mereka mengganggu? Jelas dendam Sasha sama Anggi lah!!

" Gak akan, gue juga males berurusan sama trio mbakjingan itu, " ucap Sisca menimpali, memangnya cuma lu doang yang gak suker sama Sasha? Batin Sisca.

" Lo berdua, udah plis jan berisik, ntar gue lagi kenanya, " ucap Anggi membuat kedua temannya itu diam, seketika mereka tertawa, seolah mengatakan , " Lah iya yak wkwkwk."

Mereka kini tiba di kelas, suasana aneh sedang mengiringi mereka, kelas sunyi sekali, bukannya tak ada murid, mereka menatap mereka dengan dingin, semuanya!! Ah, paling pengaruh Sasha yang dipermalukan mereka.

" Woy, lo sekelas lagi pada ngapain ? " Dengan nada ngegas dong pastinya, Sisca udah kesel, kalau bisa juga dia bakal mendobrak meja.

" Nggak papa kok, kenapa emang? " Tanya Andra, satu satunya cogan di kelas ini, angkat bicara, ya, bukan apa sih, dia itu dingin, tapi kalau ada Sisca ngomong hawanya senyum dan gatel pingin ngungkapin perasaan.

Mereka terdiam, membuat Andra kembali duduk, mau bagaimana lagi, Sisca bahkan tak menjawabnya saat ia curi curi waktu buat bicara sama perempuan gila itu, dia lalu membuka ponselnya.

" OYB , " itulah pesan singkat, padat, nggak nyambung, yang dikirimkan pak guru melalui grup, seketika Andra pun ribut, " Wee OYb tu apa? " seketika Andra menunjukan ponselnya hingga semua murid menyalakan kembali ponselnya.

" Open Your Book anjirr, " Anggi menyadarinya, membuat teman temannya kaget, dan bertanya-tanya, open Book apa maksudnya?

" Tanya Nggi, lo kan murid kesayangan pak Budi, " ucap Sisca diiyakan orang sekelas, iya Weh, ternyata nggak ada murid yang marah dan hanya sebuah salah sangka.

" Idih, ntar gue disemprot gimana ? " Tanya Anggi, akhirnya kelas pun menjadi ribut, mereka saling tunjuk menunjuk siapa yang menghubungi pak Budi, namun karena pak Budi orang yang galak, yakin berani?

" Hey, Hey, kalian kok lebih berisik dari konser panggung sih, " semua orang disana terbelalak, menoleh, dan melihat pak Budi sudah ada di depannya, mereka semua lalu berlarian ke kursi mereka masing-masing, deg degan, itu yang dirasakan.

" Emang ada apa pak kok disuruh open your book? " tanya Vania, dia terlihat serius kali ini, berdoa semoga bukan UHA——Ulangan harian karena itu yang paling dikhawatirkan nya. Para murid seketika mengerucutkan bibirnya bersama mengatakan " Yahhh!!!! " dengan ekspresi wajah penuh kekecewaan.

******

Selesai UHA, pulang juga akhirnya mereka, entahlah, tadi jam istirahat masih fresh saja, tapi kali ini Anggi langsung merasa lelah karena UHA dadakan itu.

" Eh, Nggi, ntar malem ada acara ultah nya Serena, mau datang gak? Ntar gue jemput, " mendengar itu membuat Anggi berpikir, rasa lelahnya hilang tiba tiba, dia bingung, kan dia sudah tidak tinggal di rumah itu lagi, bagaimana dia mau menjelaskannya kalau dia sudah menikah?

" Nggak usah, ntar gue nyusul aja, " grogi, ya iyalah, baru aja nikah diam diam dah mau kepergok aja.

Serena, dia adalah murid paling kaya, paling baik hati, dekat dengan siapa saja, idola semua laki laki, bahkan mungkin Revan sekalipun.

" Nanggung, Nggi. Emang lo mo pergi ma siapa sih? " Tanya Sisca, tatapannya curiga, aduh, tambah deg degan ini si Anggi.

" Yaudah lah gapapa, pulang bareng yuk, " Sisca langsung mengangguk, aduh!! Harus cari alasan apa lagi Anggi ini? Dia nggak bisa pulang ke rumah lamanya itu, lantas mau apa lagi sekarang?

" Nggi, lo disini ternyata? " Tanya Revan datang menghampiri tiba tiba, Anggi menoleh, aduh, kenapa juga sih Revan harus Dateng sekarang?

Anggi memberi Revan kode, bahwa dia harus pergi sekarang juga atau nyawanya terancam, iya, bisa mati dia kalau ketahuan sudah nikah. Revan pura pura tidak tahu lalu langsung pergi, dalam hati Anggi berkata, " Segini aja udah keliatan, aduh Van, lo kok bikin gue mati aja sih, " gumamnya dalam hati.

" Ciee hihihii, cinta monyetnya udah balik ternyata, " ucap Sisca menepuk tangannya, sembari mengehem-ehem temannya membuat Anggi tersipu malu, ya malu beneran sih sebenarnya!!

" Gue pergi dulu ya? " mereka berdua mengangguk dengan senyum aneh di wajah mereka, haha, mengejek dong pastinya, katanya benci, tapi ternyata cinta.

Anggi mencari cari Revan, kira kira dimana ya dia sekarang? Anggi menoleh, melihat kearah toilet, betapa terkejutnya dia, melihat Revan sedang bersama Sasha, bergandengan mesra dan menganggapnya sebutir pasir.

*****

Anggi menyembunyikan dirinya di kursi belakang, dia masih terasa sesak, tapi dia tidak boleh ketahuan kedua sahabatnya kalau dia berada di mobil Revan ini, masih menangis mengambil tisu untuk mengelap air matanya.

Revan terlihat masuk ke mobil, membuat hati Anggi terasa makin sesak dari sebelumnya, Revan melihat kearah Spion, kenapa dia menangis? batinnya.

" Nggi, lo nangis? " Anggi menggeleng, dia harus tegar, menangis pun nggak akan ada gunanya.

" Duduk sini!! Gak akan ada siapa siapa kok, mereka dah pulang semua!! " Anggi hanya mengangguk, dia berpindah kursi, di samping Revan, menunduk lesu di sepanjang perjalanan, hingga membuat Revan agak tak fokus saat berkendara.

" Nggi, lo itu kenapa? " Tanya Revan mencoba dengan nada sabar, dari dulu Anggi emang orangnya gak jelas sendiri.

Revan menghentikan mobilnya membuat Anggi kaget sendiri, dia lalu menoleh kearah Revan dan betapa terkejutnya dia melihat Revan sudah dihadapannya, dengan menelan ludahnya, bisa apa lagi dia?

" I Love You , "