" I Love You , " kata itu tiba tiba saja diucapkan seorang pria dengan rasa yang masih hambar. Revan sebenarnya masih agak ragu ragu mengatakan nya, la sekarang? Dia malah keceplosan.Anggi kaget, wajahnya lalu menjauh dari Revan, dia lalu langsung menampar pipi Revan, biar tau rasa dia .
" Lo Napa sih Nggi, gue kan emang cintah Ama lo, " mendengar itu gimana Anggi nggak tambah jijik plus marah coba, mukanya kini berwarna merah padam, ingin ia berkata kasar, memaki maki pria dengan huruf ejaan nya, R E V A N Revan!!
" Idih, yakali lo cintah ama gue, " mengejek, ya sebenarnya dia asli sebal sih, mana mungkin Revan itu mencintainya kalau dia yang mulai untuk membencinya?
" Dah ah Van, gue udah capek sama matematika, " ucap Anggi malas, dia ingin menangis, rasanya kepalanya itu pusing banget, dia udah gak tahan, dan akhirnya perjuangannya pun bocor juga. Capek deh!
" Emang matematika apa hubungannya sama cintak? " nah, sekarang sebutannya gantian cintak, dasar bucin!!
Anggi menangis, orang dia udah bilang kalo dia super capek, kenapa Revan masih sempat sempatnya nganggep dia main main? Kan dia jadi tambah kesel!
" Van, plis lo gausah ngajak bercanda, kepala gue udah pusing, " Anggi meminta, memegangi kepalanya, semakin lama semakin pusing saja, apalagi dengan hadirnya Revan disini.
Anggi sudah tidak kuat lagi, matanya tertutup perlahan, tubuhnya yang sudah lemas kini tidak bisa bertahan lagi, dia udah pingsan.
Revan yang melihat itu segera mengecek apakah dia benar benar pingsan? Kan bisa aja bohong, biasalah cewek emang suka banget bucin sama cowoknya.
Betapa kagetnya Revan, kala ia tahu Anggi pingsan seriusan, sekarang harus gimana dong? Revan segera mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang, ada ada aja sih asli.
sekitar Lima Belas menit perjalanan, akhirnya sampailah mereka di rumah baru yang khusus mereka, Revan mau tak mau harus membopong Anggi masuk ke rumahnya, ya iyalah masa mau didiemin disini aja? Revan membaringkan tubuh Anggi di sofa yang terletak di ruang tamu, kenapa sih istrinya itu aneh banget?
Revan bingung, harus apa dia sekarang? Dia kan nggak bisa mengelak kemana mana lagi, dia mana mungkin bisa menyadarkan seseorang dari pingsannya, mau bangunin orang tidur aja susah.
" Alah bodo amat lah, ntar juga bangun sendiri, " gumamnya mencoba bodo amat, kenapa emang? Yaudah orang nanti aja bakal sadar sendiri.
Revan berjalan menaiki anak tangga, menuju ke kamarnya, kemudian mengganti pakaiannya, kalau dirasa dia juga capek, tapi dia merasa nggak tega karena Anggi yang ditinggalkan sendirian di lantai bawah, Revan langsung tersadar dan dia mencari minyak kayu putih, kebetulan dia selalu punya.
Revan kembali turun ke lantai bawah, dia lalu mengoleskan Anggi dengan minyak kayu putih hingga efeknya mulai menyengat ke hidung Anggi, hingga membuatnya langsung terbangun.
" Lah, tau gini gue kasih minyak putih aja dari tadi, " menghela nafas, kenapa tadi idenya pake mentok segala sih? Itu yang membuatnya kesal saat ini.
" Huwekkk!! " Anggi ingin muntah, perutnya diaduk oleh minyak itu, dia menutup hidungnya membuat Revan Mengerutkan keningnya, ada apa dengan Anggi?
" Van, lo tau kan gue paling benci minyak kayu putih!! Baunya itu lho!! " Anggi malah semakin pusing, baunya sangat menyengat di hidungnya, pandangannya semakin buram. untung saja kali ini tak sampai pingsan.
" Ya maap lah, yang penting kan lo udah sadar sekarang, " mendengar alasan itu, Anggi tetap kesal, bukan kah semua drama ini dimulai dari Revan, atau dia memang harus sadar diri kalau ini memang sepenuhnya salahnya?
Anggi terdiam, dia menatap lantai, bingung setelah dia mengingat kalau temannya akan menjemputnya. Apa lagi sekarang? Sebentar lagi rahasia nya akan terbongkar.
" Van, " dengan nada agak sesak, takdirnya sempit sekali sampai sampai tak dapat menemukan jalan keluar.
" Gimana kalo temen temen gue jemput gue ke rumah lama? Gue belum siap, Van. "
Revan tentu mengerti hal itu, pastinya akan berat baginya, namun mau bagaimana lagi? Mau mencari alasan? Itu yang sedang dipikirkannya, kasihan juga istrinya itu, apalagi mengingat kedua teman istrinya itu suka sekali mengorek dan menyebarkan berita.
" Ah, gue ada ide Nggi!! " seperti lampu yang dinyalakan, Revan kini menemukan ide yang entah berhasil atau tidaknya dia masih ragu,
Anggi yang saat itu sedang bingung kini langsung menatap Revan yang tersenyum senang menghadapnya seolah idenya itu mampu untuk tetap menyembunyikan identitas pernikahan nya.
" Jadi gini... " Revan mendekat kearah telinga Anggi lalu membisikinya sesuatu, hal yang sama sekali tak terduga adalah Anggi terkejut, ide itu mudah tapi ampuh. Yah yang membuatnya terkejut adalah dimana Revan menyuruhnya untuk berboncengan dengan Dira, ya dia tau, pasti suaminya itu mau mesra-mesraan dengan Sasha. Tapi dibenaknya yang lain itu sangat ampuh untuk tetap menyembunyikan Pernikahan nya.
" Ya, menurut gue bagus sih Van, ide lo itu, tapi lo gak mesra-mesranya Ama si Sasha kan? " Tanya Anggi tersenyum meringis, dia punya firasat kalau suaminya itu cuma cari cari waktu untuk waktunya dengan wanitanya, Sasha.
" Lo sendiri mau mesra-mesraan sama si Dira kan? " jawaban itu sungguh membuat Anggi kalau itu deg degan, bukan itu maksudnya haizz... Lagipula mana mungkin Anggi mau mesra-mesraan sama Dira kalo bukan Dira sendiri yang bucinnya lebih asin daripada micin.
" Idih, gue gak pernah lho mesra-mesraan sama dia, " jawabnya jujur, iya memang gak pernah, dia sebenarnya mau pecahkan rekor jomblo terlama, tapi sepertinya susah banget sih.
Bagaimanapun caranya, Anggi sudah bulat dengan caranya sendiri, tidak peduli akan seperti apa, namun pria bernama Revan memang tidak mencintainya karena mereka hanya dijodohkan, kan?
*****
Malam harinya, Anggi menelpon Dira untuk memintanya menjemputnya, Dira tentu dengan senang hati langsung mengiyakan dan bergegas dengan motornya menuju gedung yang menjadi tempat pesta anak CEO.
" Dir, lo kok cepet banget sampenya? " ucap Anggi menyunggingkan senyum, dia tanpa basa basi lagi langsung menaiki motor dari temannya itu, teman apa pacar?
Dira langsung menyalakan kembali mesin motornya lalu menjalankan motor ninja nya dengan kecepatan tinggi, ya sembari sesekali melihat rambut dan gaun Anggi yang terurai angin, cantik sekali...
sekitar sepuluh menit kemudian sampailah mereka di pertengahan kota yang ramai, ya lebih tepatnya gedung yang menjulang tinggi di ibukota Indonesia ini.
Anggi segera menuruni motor, herannya dia tidak mual saat naik motor dengan kecepatan tinggi bersama Dira? Apa ada yang spesial dari lelaki ganteng disampingnya yang berotot ini?
" Masuk Nggi, " ajak Dira sembari melepas helm nya dan mengambil kunci motornya, dia selesai memarkir motornya.
Anggi masih terlihat ragu, dia tahu suaminya akan datang juga kesini, tapi setelah dia pikir pikir lagi " kenapa juga harus peduli dia, dia juga masih doyan sama Sasha, " sebal, lebih tepatnya cemburu.
Anggi menatap Dira dengan senyum yang menutupinya dari bayangan, dia tersenyum sudah seperti mengeluarkan warna aura tubuhnya, manis sekali...
Dira menggandeng lengan Anggi, tangannya yang hangat, aromanya yang harum, semua bisa terasa, tak pikir panjang lagi, mereka berdua masuk dengan posisi tangan yang masih bergandengan, Dira tak bisa melepas tangan itu, tidak akan dia biarkan kalau Anggi akan pergi ke pelukan orang lain, dia sudah terlanjur sangat mencintai Anggi. Jikapun Anggi akan pergi, dia akan membuatnya kembali, sudah begitu melekat.
~~~~~~~~~~~~TAMAT~~~~~~~~~~~~~
versi lengkap di WEBNOVEL hanya segini ya, untuk yg mau tau lebih lanjut, hub me Instagram add @Storyby_my or @_Rafafafaa tapi insyaallah lanjut di Dreame, saya masih mengajukan kontrak, mohon ditungguπ saya mencintai kalian semuaπ π»ππ salam larut πππRaffa Pratama πππ