Akhir-akhir ini Langit kekurangan waktunya untuk tidur dan belajar, dia bahkan tidak memikirkan itu lagi. Langit akan tidur ketika dia benar-benar kelelahan sampai rasanya kepalanya sendiri terasa mengepul dan siap untuk meledak kapan saja. Dia menghabiskan waktunya dengan berpikir bagaimana caranya dia bisa membawa Awan dan teman-temanya kembali secepatnya. Pintu masuk ke dimensi itu tidak bisa Langit masuki dan dia tidak mengetahui apa penyebabnya sementara Michelia sudah berada di sana.
Belum lagi Awan yang menyerah dan tidak ingin kembali, Awan telah dipenuhi dengan banyaknya pikiran negatif di kepalanya. Dia selalu menganggap dirinya rendah dan tidak akan di terima lagi di sini jika dia kembali. Padahal tidak seperti itu.
Semua orang peduli pada Awan, dia sama sekali tidak bersalah. Awan sendiri adalah korban. Sain yang brengsek itulah pasti yang menyebabakan Awan berpikir seperti itu, begitu tertutup.