Jarum jam yang terpajang pada salah satu sudut ruangan terus berputar. Mengartikan bahwa waktu, juga tak akan pernah lelah berhenti. Semuanya berjalan, dan oleh karena itu seharusnya jangan pernah meraih mimpi.
Tidak, narasi ini begitu puitis. Sebab, di ruang utama apartemen mewah lantai dua— tengah terjadi kecanggungan. Helena dan Kai. Keduanya masing-masing saling duduk terdiam di sofa. Tidak berniat saling menatap, ataupun saling sapa. Terasa canggung begitu saja. Terlebih, saat cangkir berisi minuman hangat itu sudah tandas— meski meminumnya dengan penuh hati-hati— agar tak cepat habis.
"Em ... apa lagi?" Tidak seharusnya sebuah cetusan kalimat itu Helena ucapkan. Dia tidak sadar, sungguh. Jangan menyalahkan wanita yang sedang dilanda kecanggungan itu.
"Oh, apa aku sebaiknya pulang?" Kai sudah bersiap. Dirinya bahkan telah mengambil kunci mobil di atas meja dan menyimpan di saku celananya.