Helena menghembuskan napas pelan. Ia menyandarkan tubuhnya di sofa, terlalu tegak tak baik pula bagi dirinya, yang mudah kelelahan.
Sementara, mamanya duduk di dekatnya. Wanita paruh baya tersebut hanya terdiam. Ia sedang memikirkan banyak hal di dalam pikirannya. Terutama, mengenai putri semata wayangnya, itu tentu.
"Jika terus seperti ini, lalu bagaimana kamu mendapatkan seorang pendamping, Helena?" tanya wanita paruh baya itu. Terdengar nadanya yang juga terasa lelah.
Helena sendiri pun, tidak masalah. Maksudnya, jika dulu ia akan menutupi banyak hal dari mamanya. Tapi, perlahan ia tahu bahwa dirinya sendiri diharuskan untuk jujur. Karena itu lah, perlahan, mamanya Helena mulai tahu mengenai semuanya. Bahkan terkadang Helena sendiri yang menjelaskan, ketika dirinya berada di rumah ini. Karena itu, Helena tidak terkejut lagi bagaimana mamanya yang terang-terangan, membicarakan mengenai dirinya.