Alex tersenyum kecil. Kemudian kembali mengacak-acak rambut adik perempuan satu-satunya tersebut. "Oke, oke. Baiklah. Kita dapat makan bersama," ucapnya.
Helena mengangguk. Dia senang, Alex tidak akan marah. Yah, menakutkan jika kakak laki-lakinya tersebut marah. Helena bisa saja tidaka dapat kerja besok. Kakak laki-laki kebanyakan, 'kan, akan marah ketika adik perempuannya ternyata belum makan malam. Padahal sudah berkali-kali diingatkan.
"Mau makan di mana? Rumah? Luar?" lanjut Axel kemudian. Menyadari bahwa tempat tujuan makan keduanya belum ditentukan. Jadi, pria itu meminta pendapat terhadap Helena.
"Bukankah sebaiknya di luar saja, Kak? Kita juga dapat berjalan-jalan. Itu akan menyenangkan, bukan? Oh, ya! Di dekat ibu kota ini, ada tempat belanja yang biasa aku datangi." Helena mendadak menjadi semangat. Ia memperlihatkan senyumannya cerianya, membuat Axel terpaksa harus tersenyum. Merasa bahwa hal itu lucu dan menular padanya saja.