"Jadi? bagaimana? Apa ada hal yang ingin ditanyakan? Masih ada sepuluh menit lagi sebelum rapat ini selesai." Baek Hyeon menetap seluruh makhluk hidup yang berada di dalam ruangan. Terutama, dua orang yang duduk di kursi ruang rapat.
Helena menggelengkan kepalanya. "Tidak, Sangjanim."
Baek Hyeon mengangguk. Lalu, beralih untuk menatap Jackson yang selalu dianggap anaknya. Bagaimanapun juga, soloist pria yang saat ini terkenal—adalah murid Baek Hyeon. Waktu itu, Jackson masih berumur sepuluh tahun. Hingga sekarang, dirinya telah memasuki kepala tiga.
Dilihat Jackson menggelengkan kepalanya. "Sama seperti Helen, tidak. Penjelasan tadi sangat rinci dan aku sudah mengerti. Di tengah-tengah rapat tadi aku juga sudah menanyakan hal-hal yang tak kumengerti. Jadi kesimpulannya, sidah tidak ada hal lagi yang akan kami tanyakan—untuk saat ini."
"Oh. Berarti rapat sudah selesai, bukan?" celetuk Mark dengan hoodie hitam yang menjadi ciri khasnya. Ia menatap ke arah Baek Hyeon yang ternyata telah mengangguk.
"Ya. Rapat telah selesai." Baek Hyeon bangkit dari kursinya. Pria yang telah berumur tetapi tampilannya masih sangat muda dan swag tersebut kemudian melanjutkan, "Selamat kembali bekerja. Jika ada tambahan rencana atau perubahan, akan aku hubungi."
Sepeninggal Baek Hyeon yang telah keluar dari ruang rapat, dilanjutkan dengan Mark yang juga memilih untuk segera menyelesaikan pekerjaannya.
Kini, hanya tinggal Helena dan Jackson saja. Pria itu tengah meneguk air mineralnya. Sedang Helena hanya duduk membisu.
Bukannya tidak ingin segera keluar dari ruang rapat. Hanya saja, Helena ingin sunbaenimnya yang terlebih dahulu keluar. Akan sangat tidak sopan jika Helena benar-benar langsung keluar sebelum Jackson.
"Sampai jumpa tiga bulan lagi." Jackson bangkit dari kursi rapatnya, lalu mengambil botol mineral yang masih tersisa beberapa tegukan saja.
"Tapi, kita satu agensi. Jadi, sampai jumpa besok," imbuhnya kemudian. Tiga bulan berikutnya Helena dan Jackson akan berlatih bersama tentang collaboration mereka.
"Sampai jumpa." Helena mengangguk pelan.
***
Sebagai seorang anak tunggal, Helena sudah terbiasa untuk mandiri. Ia bahkan sudah membereskan kamarnya di jam yang termasuk kategori 'pagi'.
Satu minggu lalu, sebuah rapat antara collaboration dirinya dengan Jackson terus berada dalam pikiran Helena. Itu terus membuat soloist wanita tersebut tidak dapat tidur karena terlalu gugup. Padahal, masih lama collaboration itu dilakukan.
"Hyun Seok Oppa!"
Lihat. Helena telah cantik, lengkap dengan setelannya. Ia menghadang sebuah mobil mewah yang melintas di depan apartemen.
Lingkungan dengan kawasan asri, dan berbagai tumbuhan ditanam. Ini adalah lokasi yang paling pas untuk sebuah halaman depan apartemen.
Semilir angin menggerak-gerakkan rambut Helena yang masih bewarna blonde. Wanita itu tidak berniat untuk mengganti warna rambutnya—sebelum comeback, yang entah kapan dilakukan.
Tampaknya, Helena telah terbiasa dengan rambut blondenya yang selalu mendapat berbagai pujian. Terutama, dari para penggemar luar negeri yang selalu mengatakan bahwa Helena cantik, seperti orang barat yang kekinian.
Hyun Seok yang baru turun dari mobil saja langsung mengomentari rambut Helena. "Aku kira sudah berganti warna rambut, Helen," ungkapnya.
"Saya masih nyaman dengan rambut blonde ini, Oppa." Helena berjalan mendekati Hyun Seok, lantas langsung ke arah berlawanan untuk membuka pintu mobil bagian tengah. Helena sudah bersiap untuk memulai pekerjaannya yang jika dilakukan—sangat melelahkan.
Menghela. Pikiran Hyun Seok tak salah. Helena sudah seperti putrinya sendiri. Di depan kamera begitu swag dan menakutkan. Namun, di belakang kamera, soloist wanita itu berubah menjadi orang yang sangat lucu, seperti anak perempuan berusia lima tahun.
Tak ingin terlambat, manager serba bisa tersebut segera bertransformasi menjadi sopir andalan Helena. Mesin mobil menyala, dan melaju dengan Hyun Seok sebagai pengendara.
Hingga, tibalah mereka di sebuah studio besar yang akan digunakan sebagai lokasi pothoshot. Helena turun dari mobil, dengan topi hitam dan masker yang sudah melekat sejak tadi.
Hyun Seok ikut menemani Helena ke dalam, tepatnya, di mana para juru kamera dan staf-staf telah menunggu.
"Salam kenal, mohon kerjasamanya." Helena menundukkan badannya begitu sampai ke area yang telah banyak dengan orang-orang. Itulah yang harus Helena lakukan pertama kali begitu menemui orang. Itu adalah salah satu tugas idol.
Ya, begitu Helena memasuki area, memang sudah banyak orang yang melirik ke arahnya. Tak heran sambutan yang Helena dapatkan begitu banyak. Mereka tampak bersemangat, dan terlihat mencuri pandang dengan Helena.
Tak diragukan lagi. Semua karena sekarang Helena adalah soloist wanita yang mendapatkan gelar mendunia. Coba saja dulu ketika Helena masih trainee. Disapa balik oleh salah satu staff saja sudah membuat hati wanita tersebut berbunga-bunga.
"Salam kenal, Helena. Mohon kerja samanya juga." Begitulah rata-rata jawaban dari para juru foto dan staff. Terlihat antusias karena kedatangan wanita berambut blonde ini.
Helena tersenyum ramah, lalu datang dua orang pria berseragam hitam dengan membawa kantong kain berukuran cukup besar. Wanita itu mengambil satu kantong kain, lalu membagi-bagikan isinya kepada para juru foto dan staff yang kebanyakan belum Helena kenali.
Sebuah kotak makan berukuran sedang. Ya, Helena memesannya kemarin untuk para rekan kerjanya hari ini. Sebenarnya, ingin memasak. Namun, waktu yang padat membuat Helena mengurungkan niatnya.
"Saya hanya dapat memberikan sebuah kotak makan beserta isinya pada rekan-rekan baru saya. Maaf jika ada yang tidak disukai, akan saya ganti. Dengan begini, jika ada yang belum makan pagi, Anda dapat memakan makanannya." Helena menampilkan senyum tipis miliknya. Cukup membuat beberapa orang tertegun karena 'senyum Helena' susah didapatkan.
"Terima kasih banyak. Ini lebih dari cukup."
Oh, Helena padahal tidak mengharapkan pujian sama sekali. Namun, kini, wanita itu malah mendapat berbagai pujian yang entah tulus, atau hanya modus.
Jika dapat dikatakan, Helena tidak suka dipuji. Itu seperti serangan beruntun yang datang padanya, dan membuat Helena kebingungan.
"Karena masih tersisa dua puluh menit lagi, jadi Anda sekalian dapat menikmati kotak makannya, itu jika berkenan. Saya dan manager ingin ke ruang pribadi terlebih dahulu, untuk melihat jadwal selanjutnya," jelas Helena. Cukup jelas hingga orang-orang yang ada merasa tak perlu kembali bertanya.
Anggukan demi anggukan Helena dapatkan. Setelahnya, wanita itu ke ruangan dengan dinding kaca transparan bersama dengan Hyun Seok.
Orang-orang dapat melihat Helena dan managernya, tetapi tak akan pernah mendengar apa yang kedua orang itu bicarakan.
Tidak sembarang Helena memilih ruangan ini sebagai tempat berdiskusi jadwal dengan Hyun Seok. Dia ingin membuktikan, bahwa masuk ke ruangan, sama sekali tak berniat untuk melakukan sesuatu.
Bayangkan saja apa yang akan media katakan, jika salah satu staff berbicara, "Aku melihat Helena dan manager prianya masuk ke dalam ruangan. Hanya berdua."