"Tapi … bagaimana bisa kau tak menemukan adikmu ketika dia berada di kawasan yang tak jauh dari kecelakaan itu terjadi? Atau … kau sengaja tak mencarinya?" tembak Suryatama.
Kali ini, ibu Rain yang menjawab dengan suara sedih yang dibuat-buat dengan agak berlebihan, "Setiap malam, aku tak bisa tidur tenang, tak bisa makan, tak bisa melakukan apa pun karena khawatir akan keadaan Carol."
Tentunya karena tak sabar ingin mendengar kabar kematian Carol.
"Tapi, kau masih punya waktu untuk datang ke pesta ini?" Suryatama mendengus meledek. Lalu, dia melanjutkan, "Aku tak peduli apa yang telah kalian lakukan pada Harlan dan Carol. Tapi, jika kalian menyentuh cucuku dan cucu menantuku, aku tidak akan tinggal diam." Peringatan keras.
Rain berhasil meloloskan senyum pada pria tua licik itu. "Apa yang Pak Surya bicarakan? Kami tidak akan berani menyentuh cucu Suryatama, ahli waris tunggal Grup Tama, dan istrinya." Rain menatap Carol.