Rendra menyelinap pergi.
Satu paragraf tertinggal sebelum dia tergelincir.
"Istriku, kali ini aku akan memberi pelajaran kecil untukmu. Jika kamu berani melakukan sesuatu denganku lain kali, aku akan membiarkanmu melihat sosok suamimu yang sebenarnya. Maka kamu tidak akan punya waktu untuk menangis, dan aku hanya bisa bersenandung melihat penderitaanmu!"
"..."
Suara arogan pria itu terus bergema di benaknya.
Sisa bekas bibir di wajah pria itu terasa sepanas api di pipi Siska.
Tapi yang lebih panas adalah jejak telapak tangan yang ditinggalkan oleh telapak tangan besar pria itu ... Meskipun Siska tidak melihatnya, dia tahu bahwa tempat yang dicium oleh Rendra dengan parah saat ini pasti berwarna merah!
"Brengsek ..."
Siska bergumam dengan kesal.