Suasana yang semula cukup panas, tiba-tiba menjadi hening ketika semua orang yang ada di dalam ruangan mendengar suara tamparan yang keras di wajah Vinko.
Semua orang yang hadir tercengang saat melihat apa yang telah dilakukan oleh Rendra.
Mereka telah melihat orang-orang yang sering mengutuk mereka dan ingin menghajar mereka, tetapi tidak ada yang berpikir bahwa Rendra akan memberi Vinko sebuah tamparan tanpa ragu sebelum dia mengatakan bahwa dia akan melakukannya.
Sontak, wajah yang masih halus itu memerah dan bengkak oleh tamparan Rendra yang cukup keras!
Bukankah perilaku ini terlalu sombong bagi seseorang yang bertamu ke rumah keluarga Liantin meskipun dia bukan, atau belum menjadi bagian dari keluarga mereka?
Terutama Vinko sendiri, yang merasakan sakit panas yang datang dari pipi kirinya. Lebih dari sakit, Vinko juga merasa takjub, dan dia memandang Rendra dengan mata terbelalak, merasa bahwa semua ini tidak nyaman seperti mimpi buruk yang luar biasa.