Bu Desi menghela nafas pelan dan berkata, "Mungkin memang harus seperti ini. Karena misi kita, kita hanya bisa mengorbankan hak menjadi seorang ibu untuk tujuan yang lebih besar..."
Atta mengangguk dan berkata, "Saya percaya Nona Jihan adalah orang yang bijaksana. Ketika dia mengetahui kebenaran, dia akan memahamimu."
Bu Desi tidak terlalu optimis dan berkata: "Dia mungkin tidak mengerti saya sekarang. Semua orang berpikir secara berbeda di setiap kelompok umur. Saya percaya anak saya memiliki idenya sendiri. Dalam hatinya, apa Danu sekarang Keduanya penting. Ketika dia mencapai seusia saya dan telah mengalami lebih banyak hal, saya yakin dia akan setuju dengan pilihan saya."
Ponsel Atta berdering, dia melihat ke layar ponsel dan berkata dengan gembira, "Itu orang di sana di persimpangan. Mungkin Nona Jihan yang ada di sini."
Benar saja, bawahan melaporkan bahwa Nona Jihan telah datang, tetapi dia bukan dirinya sendiri.
