Aku menghembuskan napas, baru saja melirik jam yang tergantung di dinding. Kulihat waktu menunjukkan pukul empat pagi, sebentar lagi adzan subuh akan berkumandang dan Habib masih memeluk tubuh ini dengan erat.
Iya, setelah beberapa hari kami tidak tidur seranjang, malam ini kami akhirnya bisa kembali saling memeluk. Semalam aku juga sudah menyuruh Habib untuk pergi ke kamar Aisyah, tapi Habib malah menolak dengan keras dan langsung membaringkan diri di kasur lalu menutupi seluruh tubuh dengan selimut.
Mau tak mau, aku pun hanya bisa diam, ikut membaringkan diri di sisi Habib, dan tak disangka pula laki-laki ini dengan cekatan memeluk tubuhku dengan erat.
"Mas, bangun! Subuhan." Aku membangunkan Habib sembari melempas tangan laki-laki ini dari tubuhku.