Farida melirik Umar yang menggenggam tangannya. "Mas Umar mencintaiku karena rasa kasihan. Dia merasa menyesal karena sudah menuduhku. Benar 'kan, Mas?"
Umar, lelaki itu hanya diam dengan lirikan yang dialihkan ke arahku. Benarkah Umar mencintai Farida hanya karena kasihan? Menurutku itu bisa dibantah dengan perlakuan Umar selama ini. Bukankah aku pernah bilang jika lelaki sudah bicara dengan air mata, itu artinya dia jujur.
Dan Umar pernah membuat pernyataan kalau dia sempat mencintai Farida sebelum dia tertipu dengan opininya. Belum lagi beberapa hari belakangan ini, Umar juga selalu menemani Farida di ruang rawat. Apa itu masih belum cukup untuk membuktikan cintanya?
"Itu tidak benar, Mas mencintaimu. Sangat mencintaimu, jangan pernah bicara seperti itu lagi," sela Umar.
"Mulut bisa bilang cinta, tapi hati siapa yang tau?" Farida berkata dengan begitu tenang.
