"Dia adalah ..."
Belum sempat Farida menyelesaikan ucapannya, ponsel mbak Anisa keburu berdering. Semua orang mendadak menatap mbak Anisa yang sedang kebingungan.
"Kenapa kalian menatap Mbak seperti itu?" tanya mbak Anisa yang kebingungan.
Dahi Habib mengernyit melihat tingkah aneh kakak iparnya itu. Sama, akupun begitu. Bahkan aku sampai tepok jidat karenanya. Apa mbak Anisa tidak sadar kalau ponselnya berbunyi sejak tadi? Oh, mungkin dia terlalu fokus dengan pertengkaran sampai tidak sadar akan ponselnya.
"Mbak, ponselmu berdering!" seruku padanya.
Seketika itu juga mbak Anisa terkesiap dengan ekspresi lucu. Habib bahkan sampai geleng-geleng kepala melihatnya. Segera mungkin wanita berkerudung cokelat itu merogoh saku di baju gamisnya dan melihat siapa yang menelepon.
"Bunda, dia pasti menelepon karena ingin menanyakan keberadaan Farida dan Umar," ujar mbak Anisa kemudian.