Astaghfirullah, ini surat cerai.
Sudah kuduga kejadian akan akan segera menimpaku, cepat ataupun lambat. Mimpi burukku tentang kemarahan Farida ketika menerima surat cerai dari Umar menjadi kenyataan. Rasa sesak didada ini menyeruak seiring dengan terlontarnya umpatan demi umpatan dan adikku.
Aku tahu, dia pasti sangat hancur dan kecewa. Sepucuk surat dari pengadilan agama Bandung sudah memporak-porandakan hatinya. Terlebih lagi sekarang ini dia tengah berbadan dua, pasti emosinya sangat tidak stabil.
"Mbak El jahat! Kukira ucapan Mbak waktu itu bisa dipegang, nyatanya apa?! Umar tetap menceraikanku bahkan setelah dia memperlakukan aku dengan begitu lembut!" Terlihat jelas kekecewaan dimata Farida ketika mengatakan kalimat ini.
