Seorang gadis tampak duduk lesu di atas brankarnya sambil menunduk, dia memperhatikan kedua telapak tangannya yang terlihat penuh dengan goresan benda tajam. Bukan benda tajam seperti pisau atau semacamnya, melainkan pecahan kaca yang serpihannya bahkan tak tampak oleh mata.
Dia benar-benar sendirian, sepi, sunyi yang dia rasakan. Kantung matanya menghitam setelah semalaman menangis, rasanya ingin bersandar tapi tidak ada seorang pun yang mau memberikan bahunya.
Hingga seorang wanita dengan hijab panjang menutupi kepala sampai pinggang datang memasuki ruang rawatnya. Dia tidak sendirian, ada beberapa pasien di sebelahnya yang hanya dibatasi tirai. Wanita itu mendekat sambil menaruh sekantong buah jeruk dan apel di nakas.
"Assalamu'alaikum, Farida. Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya wanita itu sambil mengapit tangan di depan perut.