Setiap jam, setiap menit, setiap detik, dan setiap mikrodetik yang kulewati selama sarapan selalu membuat jantung bekerja dua kali lebih cepat dari pada biasanya. Aku jadi lebih was-was dan peka terhadap suara sekecil apapun.
Setiap kali melihat jam, yang ada di kepalaku hanyalah kekacauan. Kekacauan rumah yang akan terjadi dalam waktu beberapa menit lagi. Bahkan saat aku membawakan kopi untuk abi di ruang tengah pun sampai hampir jatuh.
"Kenapa, El? Apa kamu merasa pusing?" tanya abi padaku.
"Tidak, Bi. El ke dapur dulu," pamitku langsung pergi ke dapur.
Napasku rasanya sesak sekali, bahkan rasanya tabung oksigen pun tak mampu membuatku kembali bernapas normal. Dan tak sengaja mataku menangkap sebuah objek berupa benda pipih yang tergeletak di salah satu kursi di meja makan.
Ini ponsel Ali, kenapa bisa ada disini? Apa mungkin Habib tak sadar kalau ponsel ini tertinggal di kursi bekas dia duduk saat sarapan tadi?