Acara tahlilan dijadwalkan jam dua siang dan akan dimulai pada jam 14.30 setelah semua tamu datang. Dari ruang tamu sampai ruang tengah, penuh dengan para tamu. Terutama anak-anak dari pesantren abinya Umar.
Meski tidak seluruh santri datang, tapi sekitar tiga puluh persen santri dan juga para ustadz berdatangan. Ada bu Maryam juga, dia sedang mengobrol dengan bunda sekarang.
"El, coba kamu minum ini. Ini jamu yang Ibu buat sendiri, semoga dengan meminum jamu ini rahimmu bisa cepat sembuh dan lukanya juga segera kering," kata bu Maryam saat memberikan sebotol jamu berwarna kuning padaku.
Bu Maryam memang terkenal dengan tangan terampilnya dalam membuat obat-obatan herbal, salah satunya jamu. Meski aku tidak suka minuman tradisional sejenis jamu, tapi aku tetap menerima pemberiannya sebagai tanda menghormati.
"Terima kasih, Bu. Jadi merepotkan," jawabku.