Kalian mungkin tidak percaya ini, tapi memang pada kenyataannya aku tidak bisa tidur semalaman karena Habib yang tidur dengan memelukku. Bukan masalah pelukannya, kalau itu aku juga sudah terbiasa. Tapi masalahnya adalah, bulu dadanya itu, lho!
Meski tidak terlalu terasa, tapi tetap saja bayangan akan gerakan bulu-bulu kriting yang bergesek dengan punggungku membuat rasa geli itu datang dengan sendirinya. Bahkan sepanjang malam aku hanya bisa diam, tubuhku seolah terpaku pada satu posisi dalam pelukan Habib yang dengan nyenyaknya tidur tanpa merasa risih.
"Mbak Nisa, saranmu sama sekali tidak membantu. Yang ada aku makin takut menghadapi malam pertama. Baru tidur dengan Habib yang telanjang dada saja sudah membuatku risih, apalagi kalau harus ... ah, aku tidak bisa membayangkannya!" rintihku dalam hati.
Semua ini kembali mengingatkanku pada kejadian yang membuatku trauma dulu. Hal itu jugalah yang membuatku tidak bisa tidur, rasanya sudah ingin ngompol, tapi malu sudah bersuami.