Setelah mandi, perutku trasa lapar. Dengan langkah berat
karena malas dan juga takut, kupaksakan lagi kakiku menuju dapur yang jauh
letaknya dari kamar dan rang tamu karena bangunan rumah yang maha luas tapi
sia-sia. Bagaimana tidak? Bangunan ini seperti dua rumah yang digandeng dengan
dua ruang tamu yang sama luas seperti lapangan golf. Tapi, hanya ada dua kamar
sempit di bagian kanan dan satu kamar di bagian kiri, sisanya ya ruang tamu
itu, kamar mandi dan dua ruangan besar dibalakang untuk dapur.
Baru tiba di tengah-tengah mbale, atau ruang tamu luas itu
aku ingat. Kalau tadi aku tidak masak. Karena tinggal sendiri dan aku masih
sekolah, jadi, habis sbuh ya langsung nyapu halaman, dan rumah saja sudah
memakan waktu lama, belum lagi nyuci baju. Karena jamanku dulu belum ada jasa laundry. Mungkin inilah yang dinamakan anak-anak tapi kesibukannya seperti emak-emak.
Karena tidak ada apapun, aku putuskan untuk keluar membeli