"Lalu, apa sulitnya bagimu menjawab pertanyaanku?" tanya Lucifer. Dia benci menerima amarah dari Ruby yang seperti ini. Dia menyukai, hanya saat gadis itu ngambek karena digoda olehnya.
"Terus, Kenapa kamu bertanya harus seperti itu tidak bisakah menggunakan nada yang lebih rendah? Kamu marah-marah begitu memangnya aku ada salah apa sama kamu?" tanya Ruby, dengan suara yang lebih tinggi.
Lucifer kian marah. Dia tidak sanggub membayangkan andai di dalam bioskop sana ruby dan Febri menonton film romantis dengan suasana yang gelap dan berada di pojok yang tidak akan jadi pusat perhatian orang lain maka keduanya bisa bermesraan dan melakukan apapun dengan bebas.
Padahal Seperti apa kenyataannya dia juga tidak tahu dia sudah sangat marah menganggap apa yang ada di bayangannya itu adalah nyata.
Lucifer mengeratkan giginya. Kemudian berjalan cepat ke arah Ruby dan meraih kepala gadis itu. Memeganginya dengan kuat, dan bibirnya melumat bibir Ruby sambil sesekali menggitnya.