Saat berdoa mulai terhanyut dalam lamunan tiba-tiba saja ponselnya berdentting.
"Siapa sih dalam keadaan seperti ini pakai kirim pesan segala? Males banget yang mau buka ponsel. Tapi apabila diabaikan takutnya malah pesan penting."
"Mohon maafkan saya. Tolong jangan pecak saya karena saya membutuhkan pekerjaan ini terserah mau berapa saja anda menggaji saya yang penting gajinya bisa untuk saya hidup. Karena saya sudah tidak memiliki apa-apa. Walaupun ada satu saudara dia sudah menikah kehidupannya Seperti apa Saya juga tidak tahu, apabila saya datang padanya khawatirnya nanti malah saya menjadi beban kakak saya.
Anda tenang saja Tuan. Rahasia ini akan aman Saya akan tetap bersikap wajar seperti tidak terjadi apapun diantara kita."
Kedua sudut bibir perang menyungging ke atas membentuk sebuah senyuman.