Layar beralih ke sebuah tempat aneh. Terdapat puluhan lonceng yang berada di langit-langit. Angin kencang terlihat berembus membuat semua lonceng bergerak tak beraturan.
Suara puluhan lonceng yang saling bersahutan itu, membuat Yuji refleks menutup telinganya. Telinganya berdenging mendengar sahutan suara lonceng itu.
"Hentikan itu, kumohon!" teriak Yuji, masih menutupi kedua telinganya dengan mata terpejam.
"Apa yang harus gua hentikan, hah? Jangan ngelindur, Sialan!" Suara yang entah dari mana.
Yuji tersentak. Ia melihat kucing yang masih berada di sampingnya.
"Kau! Kenapa jadi kasar seperti itu, huh? Bukankah namanmu Dharma yang berarti kebenaran. Kenapa berani membentak makhluk tampan dan tak berdosa seperti diriku ini, heh?" gerutu Yuji.
"Siapa yang membentakmu, Anak Muda?" sahut kucing itu.
"Yuji Bodoh! Cepat bangun, Ogeb!" Lagi-lagi terdengar suara yang begitu familiar bagi Yuji.