Malam semakin larut, Yuji dan Reiji masih keluyuran bak hansip keliling. "Fiuh, apes bener ya kita malam ini, Bang? Udah dilempar tusuk sate, dikejar warga, eh barusan hampir aja ketimpa pohon beringin, bahkan sampai saat ini kita belum makan malam. Apes-apes!" Reiji menengadah ke langit. "Ya Tuhan, hamba tak kuat hiks hiks hiks."
Yuji noyor Reiji dengan kasar.
"Muka melas lo itu njijik'in, Rei! Sumpah!"
Tiba-tiba Reiji mendengar grusak-grusuk dari salah satu kamar kos yang berada di pinggir jalan. "Stttss, denger enggak itu, Bang Yu?" Reiji menaruh jari telunjuknya tepat di hidung mancung milik Bang Yuji-nya.
"Ebuset, tangan lo kok bau tai ayam sih, Rei!" Yuji gigit jari Reiji yang berada tepat di hidungnya.
"Hehehe maaf, Bang. Lupa, barusan Rei abis ngupil. Lagian Bang Yu napsu bener, udah tau bau tai ayam, malah digigit lagi."
Reiji menciumi jarinya sendiri. Eh, ternyata benar.