Gadis kecil itu, siapa dia sesungguhnya? Tanya Eredyth di dalam hati. Kenapa semua hal tentang dirinya begitu aneh dan begitu misterius?
Apakah Levy sudah mengetahui ini?
Tidak, tidak, tidak… kurasa Levy memang sudah menyadari keanehan ini, hanya saja, dia belum mengetahui di mana letak keanehan itu.
Ya, pasti seperti itu, pikir Eredyth. Seperti diriku sendiri.
"Marah?" ulang Levy terhadap apa yang dikatakan oleh si gadis kecil dalam pelukannya itu. "Hei, gadis kecil, aku tidak marah sama sekali."
"Tidak, Levy," ujar Sitar, dan suara tangisnya itu kembali terdengar meski tidak sekencang sebelumnya. "Ka—kau, kau pasti marah. Ak—aku… aku dapat merasakan semuanya, Levy."
"Hei," Levy kembali mengelus kepala gadis kecil nan buta itu. Mengelus rambutnya yang hitam panjang, lalu turun lagi ke punggungnya. "Sungguh, aku tidak sedang marah, Sitar."